Serangan Israel di Rumah Sakit Kamal Adwan, Gaza: Tuduhan Pelanggaran HAM dan Aksi Pembersihan Etnis
Serangan Israel di Rumah Sakit Kamal Adwan, Gaza: Tuduhan Pelanggaran HAM dan Aksi Pembersihan Etnis
Serangan Israel terhadap Rumah Sakit Kamal Adwan di Beit Lahiya, Gaza Utara, pada hari Jumat telah memicu kecaman internasional. Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan penangkapan puluhan staf medis oleh pasukan Israel yang menyerbu fasilitas tersebut. Direktur rumah sakit, Hussam Abu Safiya, termasuk di antara yang ditahan. Nasibnya hingga kini masih belum jelas, meskipun laporan dari beberapa staf medis yang dibebaskan menyebutkan adanya dugaan penganiayaan oleh tentara Israel. Pihak militer Israel sendiri belum memberikan komentar resmi mengenai penangkapan tersebut.
Penutupan Fasilitas Kesehatan Utama di Gaza Utara
Serangan ini mengakibatkan penutupan Rumah Sakit Kamal Adwan, satu dari tiga fasilitas kesehatan utama di Gaza Utara. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa penutupan ini telah membuat layanan kesehatan di wilayah tersebut lumpuh. Pasien terpaksa dievakuasi ke Rumah Sakit Indonesia, yang sayangnya juga tidak beroperasi, sementara upaya petugas medis untuk bergabung dengan pasien di sana dihalangi. Sebagian pasien lain dipindahkan ke rumah sakit di Gaza Selatan. Beberapa staf medis yang dibebaskan kemudian tiba di Rumah Sakit Baptis Arab Al-Ahly di Kota Gaza.
Klaim Israel dan Bantahan Hamas
Militer Israel mengklaim bahwa pejuang Hamas telah beroperasi dari Rumah Sakit Kamal Adwan selama perang yang telah berlangsung selama 15 bulan terakhir, dan menjadikan rumah sakit tersebut sebagai basis pertahanan utama. Klaim ini dibantah keras oleh Hamas yang menyebutnya sebagai "kebohongan" dan menegaskan tidak ada pejuang Hamas di dalam rumah sakit. Perbedaan narasi ini semakin mempersulit upaya untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai peristiwa yang sebenarnya terjadi.
Korban Jiwa Meningkat dan Tuduhan Pembersihan Etnis
Selain insiden di Rumah Sakit Kamal Adwan, Kementerian Kesehatan Gaza juga melaporkan jatuhnya 18 korban jiwa warga Palestina akibat serangan udara Israel pada hari Sabtu. Sembilan di antaranya tewas dalam serangan terhadap sebuah rumah di kamp Maghazi, Gaza Tengah. Militer Israel menyatakan telah melancarkan operasi di wilayah Beit Hanoun, Gaza Utara, pada malam hari dan mengklaim bahwa operasi tersebut bertujuan untuk memfasilitasi evakuasi warga sipil demi keselamatan mereka.
Tindakan Israel di wilayah utara Gaza, termasuk pengusiran warga dan penghancuran permukiman di sekitar kota Jabalia, Beit Hanoun, dan Beit Lahiya selama beberapa bulan terakhir, telah memicu tuduhan melakukan pembersihan etnis. Palestina menuduh Israel sengaja mengosongkan daerah tersebut untuk menciptakan zona penyangga. Israel membantah tuduhan tersebut, dengan alasan tindakan mereka bertujuan mencegah pejuang Hamas untuk berkumpul kembali di wilayah tersebut.
Konflik yang Berkepanjangan dan Dampaknya
Perang yang telah berlangsung sejak serangan Hamas terhadap Israel selatan pada 7 Oktober 2023, telah menimbulkan dampak yang sangat besar. Lebih dari 45.400 warga Palestina telah tewas, menurut pejabat kesehatan Gaza. Sebagian besar dari 2,3 juta penduduk Gaza telah mengungsi, dan sebagian besar wilayah Gaza kini hancur. Serangan Hamas yang menewaskan 1.200 orang dan menyandera 251 warga Israel, menjadi pemicu konflik yang berkepanjangan ini.
Situasi di Gaza semakin kompleks dan memprihatinkan. Penangkapan staf medis, penutupan fasilitas kesehatan, dan jatuhnya korban jiwa sipil menunjukan betapa buruknya kondisi kemanusiaan di wilayah tersebut. Tuduhan pembersihan etnis dan perbedaan narasi antara kedua belah pihak semakin mempersulit upaya penyelesaian konflik dan menciptakan rasa ketidakpastian yang mendalam bagi masa depan penduduk Gaza. Perlu adanya investigasi independen dan transparan untuk mengungkap kebenaran di balik peristiwa yang terjadi serta memastikan pertanggungjawaban atas pelanggaran hak asasi manusia yang diduga terjadi. Perhatian internasional dan upaya diplomatik yang intensif sangat dibutuhkan untuk mengakhiri kekerasan dan menciptakan solusi yang adil dan berkelanjutan bagi konflik yang telah menghancurkan hidup jutaan orang ini. Nasib warga Gaza, khususnya mereka yang terluka dan kehilangan tempat tinggal, membutuhkan perhatian mendesak dari komunitas internasional.