Serangan Udara Israel di Yaman: Balasan atas Serangan Houthi

Serangan Udara Israel di Yaman: Balasan atas Serangan Houthi

Serangan balasan Israel terhadap kelompok Houthi di Yaman telah meningkatkan ketegangan di kawasan tersebut. Pada Jumat lalu, pesawat tempur Israel melancarkan serangan udara yang menargetkan sejumlah infrastruktur vital di wilayah yang dikuasai Houthi, sebagai respons atas serangan rudal dan drone Houthi terhadap Israel. Serangan ini menandai eskalasi signifikan dalam konflik yang telah berlangsung lama antara Israel dan kelompok Houthi yang didukung Iran.

Sasaran Serangan dan Kerusakan

Al Masirah TV, stasiun televisi utama yang dikelola oleh Houthi, melaporkan bahwa serangan udara Israel menargetkan beberapa lokasi penting. Pelabuhan Ras Issa di Laut Merah menjadi salah satu sasaran utama, bersama dengan enam pelabuhan lainnya, termasuk pelabuhan utama Hodeidah. Laporan tersebut juga menyebutkan serangan udara di Distrik Harf Sufyan di provinsi Amran.

Menurut laporan Al Masirah TV, serangan di pelabuhan Ras Issa mengakibatkan jatuhnya satu korban jiwa dan enam lainnya luka-luka. Salah satu korban tewas merupakan karyawan pelabuhan. Ambrey, perusahaan keamanan Inggris, menyatakan bahwa serangan udara di pelabuhan Ras Issa menargetkan fasilitas penyimpanan minyak di dekat dermaga kapal, meskipun tidak ada laporan kerusakan pada kapal dagang. Juru bicara pemerintah Houthi, Hashem Sharaf Eddine, menyatakan bahwa pasokan derivatif minyak tetap stabil pasca serangan.

Serangan udara lainnya juga menargetkan pembangkit listrik pusat Hezyaz di Sana'a, ibu kota Yaman. Al Masirah TV melaporkan tiga warga sipil terluka, termasuk seorang pekerja di pembangkit listrik Hezyaz, dan sejumlah rumah mengalami kerusakan. Pihak militer Israel mengkonfirmasi serangan tersebut, dengan menyatakan bahwa pembangkit listrik Hezyaz berfungsi sebagai "sumber energi utama bagi rezim teroris Houthi dalam aktivitas militernya". Pernyataan tersebut menambahkan bahwa sasaran yang diserang merupakan contoh "eksploitasi infrastruktur sipil oleh Houthi".

Respon Pemerintah dan Pihak yang Bertikai

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa milisi Houthi yang didukung Iran "akan membayar dan akan terus membayar harga mahal atas agresi mereka terhadap kami". Pernyataan ini menekankan komitmen Israel untuk membalas serangan Houthi dan menegaskan sikap kerasnya terhadap kelompok tersebut.

Juru bicara militer Houthi, Yahya Saree, melaporkan bahwa dalam 48 jam terakhir, Houthi telah menembakkan tiga drone ke pusat komersial Tel Aviv di Israel, serta lebih banyak drone dan rudal ke kapal induk AS Harry S. Truman di Laut Merah. Serangan-serangan ini merupakan bagian dari upaya Houthi untuk mendukung militan Palestina yang berperang melawan Israel di Gaza sejak November 2023. Houthi telah menargetkan Israel, yang terletak ratusan kilometer di utara Yaman, serta pengiriman internasional di perairan dekat Yaman.

Sebagai tanggapan atas serangan Houthi, selain serangan udara Israel, pasukan Inggris dan AS di kawasan tersebut juga telah melakukan serangan balasan. Netanyahu menyatakan bulan lalu bahwa Israel baru berada di tahap awal kampanye melawan Houthi. Hal ini menunjukkan bahwa konflik antara Israel dan Houthi kemungkinan akan terus berlanjut dan berpotensi meningkat eskalasinya.

Implikasi dan Analisis

Serangan udara Israel di Yaman telah menimbulkan kekhawatiran akan meluasnya konflik dan dampak kemanusiaan yang lebih besar. Menargetkan infrastruktur sipil, seperti pembangkit listrik dan pelabuhan, berpotensi menyebabkan penderitaan yang signifikan bagi penduduk sipil Yaman yang sudah menderita akibat perang saudara yang berkepanjangan. Eskalasi konflik ini juga berpotensi memicu reaksi lebih lanjut dari pihak-pihak yang terlibat, yang dapat memperumit situasi yang sudah rumit di kawasan Timur Tengah.

Perlu adanya upaya diplomasi dan negosiasi untuk menyelesaikan konflik ini secara damai dan mencegah lebih banyak kekerasan. Menemukan solusi yang berkelanjutan untuk konflik Yaman dan konflik antara Israel dan Houthi akan memerlukan komitmen dari semua pihak yang terlibat untuk berdialog dan mencari jalan keluar yang adil dan berkelanjutan. Kegagalan untuk mencapai solusi damai akan berdampak negatif yang luas terhadap stabilitas regional dan keamanan internasional.