Serangan Udara Terbesar Rusia di Ukraina: Korban Jiwa dan Kerusakan Luas
Serangan Udara Terbesar Rusia di Ukraina: Korban Jiwa dan Kerusakan Luas
Serangan udara skala besar yang dilancarkan Rusia pada malam hari menandai eskalasi konflik di Ukraina. Serangan ini menewaskan sedikitnya empat orang, termasuk seorang bayi, dan menyebabkan kerusakan signifikan di berbagai wilayah. Gedung pemerintahan utama di Kyiv menjadi sasaran serangan, mengalami kebakaran hebat di lantai atasnya. Asap tebal membumbung tinggi ke langit, menjadi saksi bisu dari serangan brutal ini.
Kyiv: Sasaran Utama Serangan
Di jantung kota Kyiv, gedung pemerintahan utama menjadi simbol serangan Rusia yang menghancurkan. Saksi mata Reuters melihat asap mengepul dari lantai atas gedung yang terletak di distrik bersejarah Pecherskyi. Tidak hanya gedung pemerintahan, apartemen penduduk juga menjadi sasaran, mengakibatkan kerusakan luas dan membuat puluhan warga berkumpul di jalanan yang dingin, diselimuti selimut, mengamati puing-puing rumah mereka yang hancur. Petugas pemadam kebakaran berjibaku memadamkan api yang berkobar. Timur Tkachenko, kepala administrasi militer Kyiv, mengkonfirmasi kematian seorang bayi yang ditemukan di reruntuhan bangunan apartemen empat lantai di distrik Darnytskyi. Seorang wanita muda juga menjadi korban di distrik yang terletak di sebelah timur Sungai Dnipro ini. Kementerian Dalam Negeri melaporkan lebih dari 20 orang terluka di ibu kota. Sirine serangan udara berbunyi selama lebih dari 11 jam di Kyiv dan sekitarnya. Di distrik Sviatoshynskyi, bagian dari sebuah gedung apartemen sembilan lantai hancur sebagian akibat serangan tersebut. Puing-puing drone yang jatuh juga memicu kebakaran di gedung apartemen 16 lantai dan dua gedung sembilan lantai lainnya.
Respons Internasional dan Eskalasi Konflik
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, mengecam serangan tersebut sebagai "kejahatan yang disengaja dan perpanjangan perang," seraya mendesak sekutu untuk memperkuat pertahanan udara Ukraina. Ia juga menyatakan telah berbicara dengan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, untuk mengoordinasikan upaya diplomatik. Reaksi internasional pun mengecam keras serangan tersebut. Sekutu Eropa Ukraina menyatakan dukungan politik dan militer mereka, meskipun penawaran bantuan yang konkret, termasuk kemungkinan pengerahan pasukan darat, masih dalam pembahasan. Perdana Menteri Polandia, Donald Tusk, melalui akun X-nya, menyatakan bahwa serangan tersebut menunjukkan bahwa penundaan reaksi keras terhadap Putin dan upaya untuk menenangkannya tidak masuk akal.
Perdana Menteri Ukraina, Yulia Svyrydenko, menyebut serangan ini sebagai yang pertama kali menghantam gedung pemerintahan utama di Kyiv, sebuah pukulan simbolis terhadap bagian kota yang dijaga ketat. Dia memposting video dari dalam lantai pemerintahan yang rusak, menunjukkan atap yang rusak, langit-langit yang dipenuhi jelaga, dan pekerja penyelamat yang membersihkan puing-puing. Ia mendesak dunia untuk mengubah kemarahan atas kejahatan Rusia menjadi dukungan konkret bagi Ukraina. Utusan AS untuk Ukraina, Keith Kellogg, menilai serangan tersebut sebagai eskalasi konflik, bukan sinyal keinginan Rusia untuk mengakhiri perang secara diplomatis. Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, menyarankan bahwa tekanan ekonomi tambahan dari AS dan Eropa dapat mendorong Putin untuk melakukan pembicaraan damai dengan Ukraina. Presiden AS Donald Trump menyatakan kesiapannya untuk menerapkan sanksi tahap kedua terhadap Rusia, meskipun belum memberikan detail lebih lanjut.
Skala Serangan dan Strategi Militer
Angkatan udara Ukraina melaporkan bahwa Rusia meluncurkan 805 drone dan 13 rudal terhadap Ukraina. Pertahanan udara Ukraina berhasil menembak jatuh 751 drone dan empat rudal. Ini merupakan jumlah drone terbesar yang digunakan Rusia untuk menyerang Ukraina sejak invasi skala penuh dimulai pada Februari 2022. Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim bahwa serangan tersebut menargetkan kompleks industri militer dan infrastruktur transportasi Ukraina. Kedua belah pihak membantah menargetkan warga sipil.
Sebagai tanggapan, Ukraina melancarkan serangan terhadap jalur pipa minyak Druzhba di wilayah Bryansk, Rusia, menyebabkan kerusakan signifikan. Serangan ini merupakan bagian dari strategi Ukraina untuk menargetkan kompleks energi Rusia yang luas, yang merupakan tulang punggung keuangan ekonomi Rusia dan membantu mendanai perang. Kota-kota lain juga terkena dampak serangan, termasuk Kremenchuk, Kryvyi Rih, dan Odesa, yang mengalami kerusakan infrastruktur dan bangunan perumahan. Di Kremenchuk, puluhan ledakan mengguncang kota, memutus aliran listrik bagi beberapa penduduk dan merusak sebuah jembatan. Di Odesa, tiga orang terluka. Di Kryvyi Rih, serangan menargetkan infrastruktur transportasi dan perkotaan, tetapi tidak ada laporan cedera.
Kesimpulan
Serangan udara besar-besaran Rusia ini menandai eskalasi signifikan dalam konflik Ukraina, menimbulkan korban jiwa dan kerusakan yang luas. Serangan tersebut memicu kecaman internasional dan meningkatkan kekhawatiran akan berlanjutnya perang. Respon internasional dan strategi militer Ukraina menunjukkan kompleksitas dan konsekuensi yang terus berkembang dari konflik ini.