Serangan Udara Terbesar Sepanjang Perang: Ukraina Mengalami Hantaman Rudal dan Drone Rusia

Serangan Udara Terbesar Sepanjang Perang: Ukraina Mengalami Hantaman Rudal dan Drone Rusia

Serangan udara besar-besaran yang dilancarkan pasukan Rusia pada malam hari menghantam beberapa kota di Ukraina, termasuk ibukota Kyiv. Serangan ini tercatat sebagai serangan udara terbesar sepanjang perang, melibatkan 367 drone dan rudal. Tragedi ini menewaskan 13 orang, termasuk tiga anak di wilayah Zhytomyr utara, dan melukai puluhan lainnya.

Intensitas Serangan dan Korban Jiwa

Pihak berwenang Ukraina melaporkan bahwa serangan tersebut melibatkan 298 drone dan 69 rudal. Meskipun pasukan pertahanan udara Ukraina berhasil menembak jatuh 266 drone dan 45 rudal, dampak kerusakan meluas ke sejumlah pusat regional. Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina, menjadi salah satu sasaran, bersama dengan Mykolaiv di selatan dan Ternopil di barat. Di Kyiv, 11 orang terluka akibat serangan drone, sementara empat orang tewas di wilayah sekitar ibukota.

Kota-kota lain juga merasakan dampak dahsyat serangan ini. Di Kharkiv, tiga distrik kota terkena dampak serangan drone, mengakibatkan tiga orang terluka dan kerusakan pada jendela gedung apartemen bertingkat tinggi. Di Mykolaiv, serangan drone menewaskan seorang pria berusia 77 tahun dan melukai lima orang lainnya. Gambar-gambar yang beredar menunjukkan kerusakan parah pada sebuah blok apartemen akibat ledakan. Di Khmelnytskyi, wilayah barat yang berjarak ratusan kilometer dari garis depan, empat orang tewas dan lima lainnya terluka.

Tanggapan Internasional dan Seruan Sanksi

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, mendesak Amerika Serikat untuk lebih lantang menyuarakan keprihatinan atas serangan tersebut. Ia mengecam keheningan Amerika dan negara-negara lain di dunia yang menurutnya justru memberi ruang bagi Putin untuk melancarkan aksi terorisme. Zelenskiy menekankan bahwa setiap serangan Rusia harus direspon dengan sanksi baru terhadap Rusia. Andriy Yermak, kepala staf presiden Ukraina, juga menyampaikan sentimen serupa, menyatakan bahwa tanpa adanya tekanan internasional, Rusia dan sekutunya akan terus meningkatkan kekuatan untuk melakukan pembunuhan di negara-negara Barat. Ia juga menambahkan bahwa Moskow akan terus berperang selama masih memiliki kemampuan untuk memproduksi senjata.

Pertukaran Tahanan di Tengah Serangan

Serangan besar-besaran ini terjadi di tengah persiapan pertukaran tahanan antara Ukraina dan Rusia. Kedua negara sepakat untuk saling membebaskan 1000 orang dalam pertukaran tahap ketiga dan terakhir. Situasi ini menunjukkan kompleksitas konflik yang berlangsung, di mana upaya diplomatik untuk perdamaian berdampingan dengan kekerasan yang terus berlanjut.

Upaya Gencatan Senjata dan Peran AS

Ukraina dan sekutunya di Eropa telah berupaya mendorong Moskow untuk menandatangani gencatan senjata selama 30 hari sebagai langkah awal menuju negosiasi perdamaian. Namun, upaya ini mengalami kemunduran setelah Trump menolak untuk menjatuhkan sanksi lebih lanjut terhadap Moskow karena keengganannya untuk segera menghentikan pertempuran, seperti yang diinginkan Kyiv. Ini menyoroti perdebatan yang kompleks mengenai strategi internasional dalam menghadapi agresi Rusia.

Analisis Keamanan dan Pertahanan

Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan bahwa unit pertahanan udaranya telah mencegat atau menghancurkan 95 drone Ukraina selama empat jam. Sementara itu, Walikota Moskow, Sergei Sobyanin, menyatakan bahwa 12 drone Ukraina telah dicegat dalam perjalanan menuju ibukota Rusia. Ini menunjukan upaya pertahanan udara dari kedua belah pihak, namun juga menunjukkan kemampuan Rusia untuk melancarkan serangan skala besar. Serangan ini juga menjadi sorotan penting mengenai perlunya peningkatan sistem pertahanan udara di Ukraina dan upaya internasional untuk mendukungnya. Frekuensi serangan udara skala besar seperti ini juga menimbulkan pertanyaan tentang keberlanjutan konflik dan dampaknya terhadap warga sipil.

Kesimpulan

Serangan udara besar-besaran ini merupakan bukti nyata dari kekejaman yang terus berlanjut dalam konflik antara Rusia dan Ukraina. Jumlah korban jiwa yang tinggi, kerusakan infrastruktur yang meluas, dan dampak psikologis yang ditimbulkan terhadap warga sipil menjadi sorotan penting dalam perang ini. Reaksi internasional dan upaya perdamaian menjadi hal krusial untuk mengakhiri konflik ini dan mencegah lebih banyak kekerasan dan penderitaan.