Suntikan Likuiditas Masif Bank Sentral China: Menyeimbangkan Pertumbuhan Ekonomi dan Stabilitas Yuan
Suntikan Likuiditas Masif Bank Sentral China: Menyeimbangkan Pertumbuhan Ekonomi dan Stabilitas Yuan
Bank sentral China, People's Bank of China (PBOC), melakukan suntikan likuiditas senilai 959,5 miliar yuan (sekitar $130,9 miliar) ke sistem perbankan pada hari Rabu. Angka ini mendekati rekor tertinggi dan merupakan suntikan modal terbesar kedua dalam sejarah melalui mekanisme reverse repurchase agreement (repo) tujuh hari, berdasarkan data dari penyedia data lokal, Wind. Langkah ini bertujuan untuk mengatasi dampak pelunasan pinjaman fasilitas pinjaman jangka menengah (MLF), pembayaran pajak yang jatuh tempo, dan peningkatan permintaan uang tunai menjelang liburan Tahun Baru Imlek.
Dampak Pelunasan MLF dan Permintaan Tunai Jelang Tahun Baru Imlek
Pernyataan resmi PBOC menjelaskan bahwa suntikan likuiditas ini diperlukan untuk mengimbangi sejumlah faktor. Data Wind menunjukkan bahwa total 995 miliar yuan MLF jatuh tempo pada bulan Januari. Selain itu, permintaan uang tunai secara tradisional meningkat menjelang Tahun Baru Imlek, karena masyarakat ramai menarik uang tunai untuk memenuhi kebutuhan belanja selama perayaan terpenting di China ini. Kombinasi faktor-faktor ini menciptakan tekanan signifikan terhadap likuiditas sistem perbankan.
Upaya Menyeimbangkan Kebijakan Moneter dan Stabilitas Yuan
Langkah PBOC ini terjadi di tengah upaya untuk mendukung yuan yang tengah tertekan. Pelemahan yuan akibat penguatan dolar AS secara luas dan kekhawatiran akan potensi tarif perdagangan dari AS menimbulkan kekhawatiran bahwa PBOC akan merasa terkendala dalam menyediakan likuiditas yang cukup untuk perekonomian. Hal ini dikarenakan pelonggaran moneter berpotensi memperburuk tekanan penurunan pada mata uang China.
Meskipun para ekonom telah memperkirakan PBOC akan memangkas rasio cadangan wajib (RRR) untuk menambah likuiditas sistem keuangan, mengingat janji berulang dari pejabat PBOC untuk melonggarkan kebijakan moneter lebih lanjut, pemerintah sejauh ini menahan diri untuk melakukan pemotongan suku bunga atau penurunan RRR sejak September tahun lalu. Sebagai langkah tambahan untuk menopang yuan, PBOC pada hari Rabu menjual obligasi enam bulan senilai 60 miliar yuan di Hong Kong dalam upaya untuk mengurangi likuiditas di pasar luar negeri.
Ekspektasi Aksi Kebijakan Lebih Signifikan di Masa Depan
Para ekonom terus memperkirakan akan ada aksi kebijakan yang lebih signifikan dari bank sentral China tahun ini. Namun, banyak yang berpendapat bahwa hal ini perlu disertai dengan kekuatan fiskal agar dapat memberikan peningkatan ekonomi yang berarti. Tahun lalu, bank sentral telah memperkenalkan beberapa perubahan kebijakan utama, termasuk pergeseran ke posisi moneter "moderat longgar".
Wei He dari Gavekal Dragonomics mencatat bahwa Gubernur PBOC, Pan Gongsheng, telah mengawasi berbagai intervensi di pasar keuangan, menunjukkan kesediaan untuk mengambil langkah-langkah agresif yang melampaui ekspektasi pasar. "Sekarang setelah para pembuat kebijakan puncak memberinya mandat untuk pelonggaran moneter yang lebih besar, ada peluang yang semakin besar bahwa pada tahun 2025 ia mungkin akan mengambil langkah-langkah luar biasa untuk meningkatkan sentimen pasar, seperti pemotongan suku bunga satu kali yang besar," katanya dalam catatan baru-baru ini.
Analisis Situasi dan Prospek Ke Depan
Suntikan likuiditas masif ini menunjukkan tantangan yang dihadapi PBOC dalam menyeimbangkan kebutuhan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dengan menjaga stabilitas yuan. Di satu sisi, perlu adanya likuiditas yang cukup untuk memenuhi permintaan domestik dan mengatasi dampak faktor-faktor makro ekonomi seperti pelunasan MLF dan peningkatan permintaan menjelang Tahun Baru Imlek. Di sisi lain, PBOC harus berhati-hati agar langkah pelonggaran moneter tidak menyebabkan pelemahan yuan yang lebih tajam. Oleh karena itu, langkah-langkah yang diambil PBOC merupakan tindakan yang terukur dan diperhitungkan dengan matang, mengingat kompleksitas situasi ekonomi global dan domestik. Aksi kebijakan selanjutnya, yang diharapkan oleh para ekonom, akan menjadi kunci dalam menentukan arah ekonomi China di masa depan. Kombinasi kebijakan moneter dan fiskal yang tepat akan sangat krusial dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan stabilitas mata uang yang terjaga.