Tantangan Ekonomi India: Menghadapi Pertumbuhan Lambat dan Tekanan Global
Tantangan Ekonomi India: Menghadapi Pertumbuhan Lambat dan Tekanan Global
Pemerintah India di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Narendra Modi menghadapi tantangan besar dalam menyusun anggaran negara untuk tahun fiskal mendatang. Anggaran yang akan diumumkan pada Sabtu pagi ini (waktu GMT) oleh Menteri Keuangan Nirmala Sitharaman, diharapkan mampu menghidupkan kembali pertumbuhan ekonomi yang melambat dan meringankan beban kelas menengah yang tertekan oleh meningkatnya biaya hidup. Situasi ini semakin rumit dengan ketidakpastian perdagangan global di tahun mendatang.
Pertumbuhan Ekonomi yang Menurun dan Tekanan Inflasi
Ekonomi India, yang merupakan ekonomi terbesar kelima di dunia, diperkirakan akan mengalami pertumbuhan paling lambat dalam empat tahun terakhir. Permintaan domestik yang lemah di perkotaan dan risiko inflasi yang dipicu oleh mata uang Rupee yang melemah menjadi faktor utama penyebabnya. Kondisi ini telah menimbulkan guncangan di pasar ekuitas dan membuat banyak warga India pesimis terhadap kualitas hidup mereka di bawah pemerintahan Modi. Para ekonom memprediksi, anggaran ini akan difokuskan untuk mengurangi beban masyarakat melalui pemotongan pajak penghasilan dan produk energi, serta melanjutkan program penciptaan lapangan kerja senilai US$24 miliar yang diumumkan pada anggaran pasca-pemilu Juli lalu.
Dorongan Deregulasi untuk Pertumbuhan Jangka Panjang
Sebelum sesi parlemen Jumat, Modi menyatakan bahwa anggaran ini akan memberikan kepercayaan baru bagi negara. Meskipun tidak memberikan petunjuk spesifik, ia mengisyaratkan langkah-langkah yang akan diambil untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Sonal Varma, ekonom dari Nomura, mengharapkan pemerintah untuk meluncurkan kebijakan fiskal yang mendukung pertumbuhan secara tertarget, dengan gangguan minimal terhadap rencana konsolidasi fiskal. Pemerintah diperkirakan akan sedikit memperbaiki target defisit fiskal tahun ini dan menurunkannya di bawah 4,5% pada tahun fiskal berikutnya yang dimulai pada 1 April.
Sebuah laporan yang dirilis oleh penasihat ekonomi utama negara pada hari Jumat memproyeksikan ekonomi India akan tetap lesu pada tahun fiskal mendatang. Laporan tersebut juga menyarankan reformasi yang telah lama tertunda di berbagai sektor, seperti pertanahan dan ketenagakerjaan, untuk mendorong pertumbuhan jangka menengah. Meskipun pertumbuhan jangka pendek sejalan dengan rata-rata 10 tahun terakhir, India membutuhkan tingkat pertumbuhan 8% untuk memenuhi tujuan ekonomi jangka panjangnya dan menciptakan lapangan kerja yang cukup bagi populasi mudanya yang besar. Untuk mencapai hal ini, pemerintah pusat dan pemerintah daerah harus memprioritaskan deregulasi sistematis. Deregulasi ini diperlukan di berbagai bidang, mulai dari pertanahan, ketenagakerjaan hingga pabrik. Target India untuk menjadi ekonomi bernilai US$5 triliun pada tahun 2025 masih tertinggal, dan ambisi Modi untuk menjadikan India sebagai ekonomi maju pada tahun 2047 pun menjadi tantangan yang berat.
Menghadapi Ancaman Tarif Trump dan Strategi Perdagangan Global
India juga harus menghadapi potensi gangguan global dari kebijakan perdagangan Presiden AS Donald Trump. Sebagai upaya antisipasi, India berupaya menurunkan tarif barang-barang tertentu untuk menghindari tarif yang mengancam dari Amerika Serikat. Untuk selaras dengan kebijakan "America First" Trump, India dilaporkan siap menawarkan insentif lebih lanjut, seperti pengurangan pajak dan akses lahan kepada perusahaan-perusahaan AS di industri semikonduktor dan elektronik. Modi diperkirakan akan membahas isu ini dengan Trump pada akhir Februari.
Penurunan tarif pada beberapa barang juga dapat menjadi bagian dari anggaran, di mana India berupaya memanfaatkan ketegangan perdagangan AS-China untuk meningkatkan pangsa pasar globalnya. Beberapa sumber menyebutkan bahwa barang-barang yang berpotensi mendapat penurunan tarif termasuk komponen untuk perakitan ponsel, seperti perakitan papan sirkuit cetak, bagian modul kamera, dan kabel USB. Langkah ini menunjukkan strategi India untuk beradaptasi dengan dinamika perdagangan global yang penuh ketidakpastian dan memanfaatkan peluang yang ada untuk mendorong pertumbuhan ekonomi domestik. Tantangan yang dihadapi India cukup kompleks, menuntut kebijakan fiskal yang tepat sasaran, reformasi struktural, dan strategi perdagangan yang cermat untuk mencapai tujuan pertumbuhan dan kesejahteraan ekonomi jangka panjang.