Tantangan Ekonomi India: Menuju Anggaran 2025
Tantangan Ekonomi India: Menuju Anggaran 2025
Pertumbuhan Ekonomi yang Melambat
India, ekonomi terbesar kelima dunia, menghadapi tantangan pertumbuhan ekonomi yang melambat. Proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk tahun fiskal 2024/25 diperkirakan mencapai 6,4%, angka terendah dalam empat tahun terakhir. Pelemahan ini didorong oleh sektor manufaktur yang lesu dan penurunan investasi korporasi. Investasi swasta diperkirakan hanya tumbuh 6,4% di tahun 2024/25, jauh lebih rendah dari pertumbuhan 9% di tahun sebelumnya. Meskipun konsumsi, yang menyumbang hampir 58% dari PDB, diperkirakan akan meningkat 7,3% year-on-year (dibandingkan dengan 4% pada tahun fiskal sebelumnya), pertumbuhan ini tetap menjadi perhatian. Pelemahan pertumbuhan upah berdampak pada pengeluaran diskresioner kelas menengah perkotaan, meskipun permintaan pedesaan meningkat berkat musim hujan yang baik di tahun 2024. Kondisi ini telah menyebabkan penurunan tajam pada reli pasar saham baru-baru ini.
Inflasi yang Membayangi
Inflasi ritel India pada bulan Desember mereda ke level terendah empat bulan yaitu 5,2%, meningkatkan harapan bahwa bank sentral akan mulai memangkas suku bunga pada bulan Februari. Namun, inflasi pada komoditas pangan, yang mencakup hampir setengah dari keranjang konsumsi, tetap tinggi di angka 8,39% pada bulan Desember. Kenaikan harga sayur-mayur yang mencapai 26,56% menjadi sorotan utama. Tingginya inflasi pangan ini menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah dalam upaya pengendalian inflasi secara keseluruhan.
Masalah Pengangguran yang Berkelanjutan
Pemerintah India terus menghadapi kritik atas minimnya penciptaan lapangan kerja di negara terpadat di dunia ini. Data pengangguran yang dirilis pemerintah dan lembaga swasta menunjukkan perbedaan yang signifikan. Pemerintah mengklaim angka pengangguran untuk usia 15 tahun ke atas turun menjadi 3,2% pada tahun 2023-24 dari 6% pada tahun 2017-18. Namun, lembaga swasta seperti Centre for Monitoring Indian Economy (CMIE) memperkirakan angka pengangguran jauh lebih tinggi, yaitu 8,05% pada tahun 2023-24, meningkat dari 7,56% di tahun sebelumnya. Perbedaan data ini menimbulkan pertanyaan tentang keakuratan dan metode pengukuran yang digunakan.
Defisit Fiskal dan Utang Negara
Pemerintah Modi berupaya membatasi defisit fiskal di bawah 4,9% untuk tahun 2024-25 sesuai target awal, dan menargetkan penurunan lebih lanjut di bawah 4,5% pada tahun fiskal berikutnya. Defisit fiskal India sempat membengkak hingga 9,3% pada tahun 2020-21 selama pandemi. Mulai tahun 2026-27, pemerintah akan bergeser dari penargetan defisit fiskal dan memprioritaskan penurunan rasio utang terhadap PDB. Rasio utang terhadap PDB, yang mencakup utang pemerintah negara bagian, diperkirakan mencapai 82,6% pada tahun 2024-25 menurut IMF. Rencana untuk mengurangi rasio ini kemungkinan akan dirilis bersamaan dengan anggaran.
Arus Investasi Asing Langsung (FDI) yang Lemah
Arus investasi asing langsung bersih antara April dan November 2024 pada tahun fiskal saat ini mencapai $479 juta, menurut data Reserve Bank of India (RBI). Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan arus masuk bersih sebesar $8,5 miliar pada tahun sebelumnya. Repatriasi dana dan investasi keluar negeri telah menekan arus masuk bersih. Meskipun India berupaya menarik investasi asing dan memanfaatkan pergeseran rantai pasokan dari China, arus FDI tetap lemah. Prospek arus keuangan penuh risiko, dengan prospek FDI yang masih lesu dan arus portofolio yang menunjukkan "home bias" dan volatilitas tinggi.
Defisit Perdagangan dan Defisit Neraca Transaksi Berjalan
Defisit perdagangan barang India pada periode April-Desember meningkat 11% year-on-year menjadi $210,77 miliar, disebabkan oleh peningkatan impor dan pelemahan ekspor barang. Namun, defisit neraca transaksi berjalan pada kuartal Juli-September sedikit menyempit dibandingkan tahun sebelumnya, didorong oleh peningkatan ekspor jasa yang melampaui pengiriman barang. Defisit neraca transaksi berjalan mencapai $11,2 miliar atau 1,2% dari PDB, dibandingkan dengan defisit $11,3 miliar atau 1,3% dari PDB pada kuartal yang sama tahun lalu. Tantangan ini menunjukkan kompleksitas ekonomi India dan perlunya strategi yang terukur untuk mengatasi berbagai permasalahan yang ada. Anggaran 2025 diharapkan memberikan solusi atas tantangan-tantangan ekonomi ini.