Tantangan Ekonomi Inggris di Tahun 2025: Antara Tarif, Upah, dan Investasi
Tantangan Ekonomi Inggris di Tahun 2025: Antara Tarif, Upah, dan Investasi
Prospek Perdagangan yang Suram
Kamar Dagang Inggris (BCC) memprediksi masa depan yang penuh tantangan bagi perusahaan-perusahaan Inggris di tahun 2025. Kenaikan biaya ketenagakerjaan dan potensi tarif ekspor diperkirakan akan mempengaruhi prospek investasi dan perdagangan mereka secara signifikan. Ancaman tarif perdagangan yang lebih tinggi, seperti yang diusulkan oleh mantan Presiden AS Donald Trump, dan konflik global, diprediksi akan menekan perdagangan. Hal ini semakin diperparah oleh hambatan perdagangan pasca-Brexit dengan Uni Eropa. Usulan Trump tentang tarif impor sebesar 10% hingga 20% hampir pada semua barang impor, jika diterapkan, akan menambah beban berat bagi perusahaan-perusahaan Inggris. David Bharier, kepala riset BCC, menyatakan dengan tegas, "Dengan kekhawatiran akan perang tarif dan berlanjutnya hambatan perdagangan dengan UE, perdagangan internasional akan menjadi tantangan bagi banyak perusahaan." BCC merevisi turun perkiraannya untuk perdagangan bersih, yang kini diperkirakan akan berkontraksi sebesar 1,4% pada tahun 2025 dan 1,5% pada tahun 2026.
Tekanan Biaya dan Pertumbuhan Upah yang Lambat
Pertumbuhan pendapatan diperkirakan akan melambat tahun depan, terutama mencerminkan peningkatan biaya, termasuk kenaikan iuran jaminan sosial yang akan dibayarkan oleh pemberi kerja dan kenaikan upah minimum sebesar 6,7%. Keduanya akan berlaku efektif pada bulan April. Dampak berantai dari kenaikan biaya usaha kemungkinan akan membatasi pertumbuhan upah dalam jangka pendek dan kesempatan kerja, karena perusahaan berjuang untuk menaikkan harga dan meningkatkan perekrutan. Bank of England sedang mengamati pertumbuhan upah dengan cermat karena mempertimbangkan kemungkinan penurunan suku bunga lebih lanjut. Gubernur Bank, Andrew Bailey, menyatakan bahwa penurunan suku bunga kemungkinan akan bertahap mengingat tekanan inflasi yang masih ada di ekonomi Inggris.
Investasi Bisnis yang Lesu
Investasi bisnis diperkirakan akan tumbuh hanya 0,9% tahun depan, dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya sebesar 1,4%. Pertumbuhan diperkirakan akan mencapai 2,1% pada tahun 2026. Penurunan perkiraan ini diperburuk oleh kenaikan iuran jaminan sosial yang dibayarkan oleh pemberi kerja, yang diumumkan oleh Menteri Keuangan Rachel Reeves pada bulan Oktober. Kenaikan ini, meskipun berdampak "kecil" terhadap perkiraan pertumbuhan, menurut BCC, tetap menjadi faktor penghambat yang signifikan.
Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi yang Direvisi
BCC kini memperkirakan ekonomi Inggris akan tumbuh 0,8% pada tahun 2024, penurunan dari perkiraan sebelumnya sebesar 1,1%. Namun, pertumbuhan direvisi naik untuk dua tahun mendatang, dengan ekspansi 1,3% yang diharapkan pada tahun 2025 dan 1,5% pada tahun 2026. Angka ini lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya sebesar 1,0% dan 1,1%, sejalan dengan peningkatan perkiraan dari peramal lain setelah Reeves mengumumkan peningkatan pengeluaran publik. Hal ini menunjukkan adanya upaya pemerintah untuk meredam dampak negatif dari faktor-faktor penghambat ekonomi. Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) juga memangkas perkiraannya untuk pertumbuhan ekonomi Inggris tahun ini menjadi 0,9% dari 1,1%, tetapi menaikkan proyeksi 2025 menjadi 1,7% dari 1,2% sebelumnya, menunjukkan adanya optimisme yang terbatas di tengah tantangan yang dihadapi.
Kesimpulan: Tantangan Kompleks yang Membutuhkan Strategi Komprehensif
Secara keseluruhan, perusahaan-perusahaan Inggris menghadapi serangkaian tantangan kompleks di tahun 2025 dan seterusnya. Kenaikan biaya, hambatan perdagangan, dan ketidakpastian global menciptakan lingkungan ekonomi yang sulit. Pemerintah dan sektor swasta perlu bekerja sama untuk mengembangkan strategi komprehensif untuk mengatasi tantangan ini, mendorong investasi, dan memastikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Fokus pada peningkatan produktivitas, diversifikasi pasar ekspor, dan dukungan bagi usaha kecil dan menengah akan sangat penting untuk menavigasi masa depan yang tidak pasti ini. Pemantauan yang ketat terhadap perkembangan ekonomi global dan adaptasi kebijakan yang responsif akan menjadi kunci untuk mengurangi dampak negatif dan memaksimalkan peluang pertumbuhan.