Upaya Inggris Membangun Kembali Hubungan Energi dengan China
Upaya Inggris Membangun Kembali Hubungan Energi dengan China
Mencari Sinergi Iklim dan Ekonomi
Kunjungan Menteri Energi Inggris, Ed Miliband, ke Beijing pada tanggal 14-17 Maret menandai upaya signifikan untuk memperbarui dan memperkuat kerja sama energi dan iklim antara kedua negara. Langkah ini merupakan bagian dari strategi pemerintah Inggris di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Keir Starmer untuk menata kembali hubungan dengan China setelah periode penurunan yang tegang. Miliband berharap kunjungan ini akan menghasilkan manfaat ekonomi bagi Inggris sambil mendorong aksi iklim yang lebih ambisius dari China.
China, sebagai negara dengan emisi karbon terbesar di dunia dan sekaligus pemasok infrastruktur energi terbarukan terbesar, menjadi mitra kunci bagi Inggris dalam mencapai target energi bersihnya. Kunjungan ini bertujuan untuk memperbarui kemitraan energi bersih yang telah berlangsung selama satu dekade, mengungkapkan potensi kolaborasi baru di bidang-bidang kunci seperti teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (carbon capture and storage - CCS) dan pembangkit listrik tenaga hidrogen.
Target Energi Bersih Inggris dan Peran China
Ambisi Inggris untuk beralih hampir sepenuhnya ke sumber energi bersih pada akhir dekade ini sangat bergantung pada kerja sama yang erat dengan China. Kepemimpinan China dalam investasi dan penyediaan infrastruktur energi terbarukan memberikan peluang besar bagi Inggris untuk mempercepat transisi energinya. Pemerintah Inggris berharap dapat memanfaatkan keahlian dan skala ekonomi China untuk mendorong inovasi dan pengurangan biaya dalam teknologi energi bersih.
Selain itu, kunjungan Miliband juga bertujuan untuk mendorong China untuk mempercepat pengurangan ketergantungannya pada batu bara. Inggris berjanji untuk berbagi keahlian dan pengalamannya dalam penghapusan bertahap penggunaan batu bara, sebuah langkah penting untuk mengurangi emisi karbon global. Miliband menekankan pentingnya semua negara penghasil emisi utama untuk bekerja sama dalam mengatasi perubahan iklim. Ia menyebut ketidakikutsertaan China dalam upaya global sebagai tindakan kelalaian terhadap generasi sekarang dan mendatang.
Keseimbangan Kerja Sama dan Perbedaan Pendapat
Strategi pemerintah Starmer terhadap China didasarkan pada prinsip "bekerjasama di mana kita bisa, bersaing di mana kita perlu, dan menantang di mana kita harus". Oleh karena itu, kunjungan Miliband tidak hanya berfokus pada kerja sama ekonomi dan iklim, tetapi juga mencakup pembahasan isu-isu yang menjadi perhatian Inggris.
Dalam konteks ini, Miliband akan secara terbuka membahas kekhawatiran Inggris tentang isu-isu seperti kerja paksa, hak asasi manusia dan kebebasan di Hong Kong, serta dukungan China terhadap perang Rusia di Ukraina. Keseimbangan antara kerja sama dan penegasan prinsip-prinsip nilai merupakan ciri khas pendekatan Inggris terhadap China di bawah pemerintahan Starmer. Hal ini menunjukkan komitmen Inggris untuk mempromosikan nilai-nilai demokratis dan hak asasi manusia di samping mengejar kepentingan ekonomi dan iklim.
Kerangka Kerja Perundingan Iklim dan Langkah Berikutnya
Kunjungan Miliband akan menghasilkan sebuah kerangka kerja untuk perundingan iklim. Kerangka kerja ini akan mencakup kunjungan balasan dari pejabat energi dan lingkungan China ke London di kemudian hari. Hal ini menunjukkan komitmen kedua negara untuk melanjutkan dialog dan membangun kemitraan yang lebih kuat dalam mengatasi perubahan iklim. Kerangka kerja ini akan memberikan landasan bagi kerja sama yang lebih substansial dan berkelanjutan di masa depan.
Harapan dan Tantangan di Masa Depan
Kunjungan Menteri Energi Inggris ke China menandai langkah penting dalam upaya global untuk mengatasi perubahan iklim. Meskipun terdapat perbedaan pandangan dalam beberapa isu, kerja sama antara Inggris dan China dalam energi bersih sangat penting untuk mencapai target pengurangan emisi global. Namun, keberhasilan upaya ini bergantung pada kesediaan kedua negara untuk mengatasi tantangan politik dan ekonomi yang ada, dan berkomitmen untuk membangun kepercayaan dan kemitraan yang berkelanjutan. Keberhasilan kunjungan ini akan diukur tidak hanya dari kesepakatan yang tercapai, tetapi juga dari tindakan nyata yang diambil oleh kedua negara untuk mengurangi emisi dan beralih ke energi bersih.