Usulan AS untuk Mengelola Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia: Tantangan dan Peluang

Usulan AS untuk Mengelola Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia: Tantangan dan Peluang

Kompleksitas Pengelolaan PLTN Zaporizhzhia

Gagasan Donald Trump mengenai kendali kepentingan AS atas Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia, yang merupakan PLTN terbesar di Ukraina, menyimpan kendala yang signifikan. PLTN ini, yang diduduki Rusia sejak awal invasi 2022, menghadapi berbagai masalah serius. Keenam reaktornya dalam keadaan mati dingin, pasokan air pendingin utama terputus, dan kondisi peralatannya tidak diketahui. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai kelayakan dan kembalinya investasi dalam jangka waktu yang masuk akal. Meskipun terdapat usulan dari pihak AS untuk membantu pengelolaan, bahkan kepemilikan, PLTN ini, realisasi rencana tersebut menghadapi hambatan teknis dan politik yang kompleks.

Pernyataan dan Tanggapan Terkait Usulan AS

Berdasarkan pernyataan pemerintahan AS, Trump mengusulkan kepada Presiden Zelenskyy kemungkinan bantuan AS dalam menjalankan, bahkan memiliki, PLTN Ukraina. Zelenskyy menyatakan bahwa pembahasan hanya terfokus pada PLTN Zaporizhzhia, menekankan perlunya modernisasi dan investasi untuk pemulihannya. Sumber dari industri Ukraina mengindikasikan bahwa usulan ini mungkin merupakan bagian dari upaya AS untuk menguji berbagai solusi dalam mencari jalan menuju perdamaian yang berkelanjutan dan mengakhiri perang antara Rusia dan Ukraina dengan cepat. Namun, penggunaan kata "kepemilikan" oleh pihak AS dinilai sebagai tindakan yang memanaskan situasi, karena PLTN tersebut secara sah milik Ukraina.

Tantangan Teknis dan Waktu Pemulihan

Seorang analis energi Kyiv, Oleksandr Kharchenko, menyatakan bahwa pengembalian PLTN Zaporizhzhia ke jaringan listrik Ukraina akan menjadi "perubahan besar" bagi pembangkitan energi, tidak hanya untuk Ukraina tetapi juga untuk Eropa Timur dan Tengah. Sebelum perang, PLTN ini menyumbang 20% dari total produksi listrik Ukraina. Namun, proses pemulihannya akan memakan waktu lama. Kharchenko memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk menghidupkan kembali satu reaktor saja mencapai satu tahun, dan hingga empat tahun untuk seluruh PLTN.

Salah satu kendala utama adalah hilangnya akses air dari waduk Kakhovka setelah bendungan dan pembangkit listrik tenaga airnya dihancurkan pada tahun 2023. PLTN Zaporizhzhia kini bergantung pada kolam pendingin, namun persediaan airnya semakin menipis. Kementerian Energi Ukraina memperkirakan hanya dua dari enam reaktor yang mungkin dapat beroperasi kembali, dan bahkan itu membutuhkan waktu setidaknya satu tahun karena kondisi teknis PLTN yang tidak diketahui. Kondisi ini membuat proyek pemulihan menjadi sangat kompleks dan membutuhkan investasi yang sangat besar.

Aspek Politik dan Keamanan

Seorang mantan pejabat senior Ukraina menekankan betapa tidak biasanya usulan AS tersebut. Pertanyaan mengenai dasar hukum kepemilikan AS atas PLTN yang secara sah milik Ukraina menjadi sorotan. Apakah AS akan membelinya atau mengambilnya sebagai konsesi? Pertanyaan-pertanyaan ini membutuhkan jawaban yang jelas dan kesepakatan internasional yang kuat untuk menghindari eskalasi konflik. Selain itu, seorang staf PLTN yang mengungsi dari wilayah pendudukan Rusia menjelaskan bahwa penyerahan PLTN oleh Rusia saja tidak cukup. PLTN termal di dekatnya, pemukiman sekitar termasuk kota Enerhodar, dan jalur darat menuju kota Zaporizhzhia yang dikuasai Ukraina juga diperlukan.

Meskipun demikian, beberapa warga Ukraina, seperti pensiunan Olha Shyshkyna, tetap optimis tentang kemungkinan pengembalian PLTN tersebut suatu hari nanti. Mereka melihat PLTN Zaporizhzhia sebagai aset yang tidak berguna bagi Rusia dan sangat penting bagi Ukraina. Dengan kata lain, bagi Rusia, PLTN tersebut bagaikan "koper tanpa pegangan".

Kesimpulan

Usulan AS untuk mengelola atau bahkan memiliki PLTN Zaporizhzhia menghadirkan tantangan teknis dan politik yang kompleks. Perbaikan PLTN ini memerlukan waktu bertahun-tahun, investasi besar, dan penyelesaian masalah politik yang sensitif. Kepemilikan oleh pihak asing juga menimbulkan pertanyaan hukum dan kedaulatan. Meskipun pemulihan PLTN ini sangat penting bagi Ukraina, prosesnya akan membutuhkan kerjasama internasional yang kuat dan solusi yang bijaksana untuk mengatasi kendala yang ada. Jalan menuju pemulihan PLTN Zaporizhzhia masih panjang dan penuh tantangan.